LAMPUNGRADAR24.co.id — Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mendukung penuh program strategis swasembada pangan, energi, air, serta penguatan ekonomi kreatif, hijau, dan biru, yang digagas Asosiasi Perahu Layar Indonesia (APLI) dan Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) TNI Angkatan Laut.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

 

Hal itu disampaikan Gubernur Mirza saat menerima Kasatkoord Kolonel Laut (P) Edi Eka beserta jajaran, di Ruang Kerja Gubernur, Bandarlampung, Kamis (4/9/2025).

 

Gubernur Mirza menyimak pemaparan yang disampaikan Kolonel Laut (P) Edi Eka. Selain tentang program strategis swasembada pangan, energi, air, serta penguatan ekonomi kreatif, hijau, dan biru, juga menjadikan Lampung sebagai lumbung tanaman kedelai.

 

Dalam paparannya, Kasatkoord Kolonel Laut (P) Edi Eka menjelaskan alasan Lampung dipilih sebagai pusat pengembangan kedelai nasional. Menurutnya, sejak tahun 1990-an Indonesia bergantung hingga 90 persen pada impor kedelai dari Amerika Serikat, Argentina, dan Brasil. Sebagian besar kedelai impor tersebut merupakan produk rekayasa genetik (GMO) yang berisiko bagi kesehatan generasi mendatang.

 

Oleh karena itu, diperlukan langkah strategis untuk mengembalikan kejayaan kedelai lokal, dan Lampung dinilai memiliki potensi besar untuk mewujudkannya.

 

Kasatkoord Edi Eka mengingatkan bahwa pada dekade 1980-an Lampung pernah dikenal sebagai salah satu lumbung kedelai nasional. Momentum panen perdana kedelai di Prokimal Lampung pada 18 Agustus 2025 menjadi bukti bahwa daerah ini masih sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sentra produksi kedelai nasional.

 

Lebih lanjut, TNI AL bekerja sama dengan pakar pertanian Prof. Dr. Ali Zum Mashar dalam pengembangan pupuk cair fermentasi bernama MIGO, yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian, bahkan pada lahan dengan kualitas rendah. Teknologi ini diyakini dapat mendukung keberhasilan program swasembada pangan apabila dapat diproduksi dan dikembangkan di Lampung.

 

“Apabila pupuk cair MIGO ini dipusatkan di Lampung, maka berbagai sektor pertanian akan lebih subur dan produktif. Dengan demikian, Lampung dapat berperan sebagai pusat pertanian sekaligus menjadi salah satu pilar utama swasembada pangan nasional,” jelas Kasatkoord.

 

Kasatkoord juga menyampaikan bahwa proyek percontohan kedelai telah dilakukan di sejumlah daerah, termasuk Jakarta, Makassar, dan Sulawesi, dengan hasil yang baik. Ke depan, Lampung diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan kedelai nasional melalui sinergi erat antara TNI AL, pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan lainnya.

 

Pemerintah Provinsi Lampung menyatakan dukungannya atas inisiatif TNI AL tersebut. Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menegaskan bahwa sinergi antara TNI AL, Pemprov Lampung, serta pemangku kepentingan terkait merupakan langkah penting dalam mempercepat program swasembada pangan dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.

 

“Pemprov Lampung siap berkolaborasi, karena upaya ini tidak hanya menyangkut ketahanan pangan, tetapi juga menyangkut kemandirian bangsa. Lampung memiliki lahan, pengalaman, serta semangat masyarakat yang kuat untuk mendukung agenda strategis ini,” tegas Gubernur.

 

Terkait pupuk cair, Gubernur Mirza menjelaskan bahwa di Provinsi Lampung telah terdapat pupuk cair yang telah dikembangkan oleh poktan yang ada di Provinsi Lampung. Di Lampung Timur tepatnya di Desa Taman Asri yang telah berhasil memproduksi sebanyak 620 Liter pupuk organik cair (POC).

 

(Ng)